Rabu, 29 Oktober 2014

Makna Tradisi Puasa

ISLAM mensyariatkan berbagai macam puasa; puasa Ramadan, Senin dan Kamis, puasa Rajab, dan puasa Dawud. Christina. teman Katolik saya mengatakan, agamanya mengenal puasa 40 hari dengan satu kali makan untuk sehari semalam. Katman, teman Budha, juga mengaku ada kewajiban puasa sekian puluh hari setiap tahun, yang pelaksanaannya tak harus berurutan seperti puasa Ramadan. Agama lain juga mempunyai ibadah puasa. Komunitas orang Samin, berpuasa agar keluarga dan anak mereka selamat dari marabahaya.

Sebenarnya, makna puasa -setidaknya menurut Islam- adalah menahan/mengekang (imsak) dari makan, minum, dan semua hal yang membatalkan puasa. Orang sakit tertentu, atau mereka yang akan menjalani operasi bedah, pun diwajibkan puasa. Konon, para pengamal ilmu kanuragan tertentu juga menerapkan puasa untuk mendapatkan ilmu yang menjadi targetnya. Puasa, nampaknya luas sekali kegunaannya, sehingga tak berlebihan bila Muhammad SAW bersabda, ''Berpuasalah, maka engkau akan sehat.'' Mungkin kita masih ingat dengan para calon presiden dalam Pemilu 2004, mereka juga berpuasa. Puasa ternyata bukan hanya bermakna ritual ibadah, tetapi bisa menjadi prosedur dalam entitas tertentu. Lain lagi dengan tradisi puasa sebagian santri atau muslimin di Kudus, yakni puasa dalail khairot. Adalah KH Ahmad Basyir (dari Bareng, Jekulo) yang sampai sekarang menjadi shohibu dalail khairot.

Dalail khairot, sebenarnya adalah kumpulan beribu-ribu salawat yang disusun oleh Syeh Abu Abdillah Muhammad bin Sulaiman al-Jazuli, ulama dari Maroko, Afrika Barat. Ketika Syeh Abu Abdillah kebingungan karena tidak ada timba saat hendak mengambil air wudlu di sebuah sumur di padang pasir, datang anak perempuan dan bertanya, ''Anda orang alim, hebat, dan terkenal; mengapa tidak bisa mengatasi masalah begini?'' Kemudian sejenak, anak perempuan itu membaca sesuatu di atas mulut sumur tersebut, maka air pun memancar dan melimpah sehingga mudah diambil untuk berwudlu. Syeh lalu mendekat dan balik bertanya kepada anak itu, ''Dengah apa gerangan engkau mempunyai keutamaan seperti ini?'' Anak perempuan tersebut kemudian berucap bahwa dia membaca salawat untuk Nabi. Sejak saat itu, Syeh menyusun kitab yang disebut dalail khairot fi nailil muyassarot. Tradisi amalan membaca salawat dalail khairot itu, kemudian dibarengi dengan puasa tiga tahun terus-menerus. Kini, amalan itu telah menjadi tradisi bagi sementara kalangan dalam rangka mencapai spiritual tertentu, sebagaimana dijalani KH Ahmad Basyir. Syeh Muhammad Amir bin Idris (Pekalongan), Syeh Muhammadun (Pati), dan para ulama Sunni di Timur Tengah, juga mempopulerkannya. Daya tarik puasa dalail, yang tercermin pada awal kemunculannya, menyebabkan beribu-ribu orang setiap tahun minta ''ijazah'' kepada KH Ahmad Basyir. Mereka datang dari berbagai pelosok, bahkan ada yang dari seberang. Ada yang datang sendiri, ada pula yang datang bersama jamaahnya. Aktualitas puasa bukan hanya bermakna ibadah. Puasa bisa merupakan prosedur medis, instrumen pembelajaran dan sarana mencapai tujuan yang diinginkan. Kekuatan puasa dalail, luar biasa untuk mengatasi kesulitan-kesulitan di dunia ini. Kata KH Ahmad Basyir, ''Permasalahan akhirat yang sulit pun bisa dicapai dengannya, apalagi masalah-masalah dunia.'' Dengan puasa, berapa banyak masalah yang dapat kita atasi? Berapa kebohongan yang harus kita sudahi? Berapa kebocoran yang harus kita hentikan? Berapa pihak yang tidak lagi kita suap? Puasa dari kolusi, korupsi, kesombongan, dan kebohongan, adalah kesalehan sosial. Kita buka dan sahur dalam makna menghidupi yang miskin, fakir, dan bodoh. Bisakah kita menjadi ''perempuan kecil'' yang lebih utama dari seorang syeh?(90a)

*Penulis adalah staf pengajar STAIN Kudus dan anggota Lakpesdam NU Kudus
*Sumber : Suara Merdeka

Amalan Puasa Daud

Puasa Daud adalah puasa yang dilakukan secara berselang-seling. Yaitu sehari berpuasa sehari berbuka. Apabila hari ini berpuasa maka esok tidak berpuasa dan lusa berpuasa dan begitu seterusnya sepanjang tahun. Puasa Daud ini merupakan amalan Nabiyallah Daud.as (dan umatnya) dan diriwayatkan pula, bahwa puasa Daud ini adalah puasa yang paling dicintai Alloh. Jika kita melihat riwayat dalam hadits, puasa Daud ini disebut oleh Rasulullah.saw untuk mengakomodasi keinginan beberapa sahabat yang ingin melakukan puasa sepanjang tahun. Rasulullah.saw melarang dan alih-alih memberitahukan satu puasa yang paling mulia dan disukai Allah yang disebutkan bahwa nilainya setara dengan puasa sepanjang tahun, yakni puasa Daud, puasa sehari dan berbuka sehari. Ditilik dari fakta tersebut, agaknya bisa kita simpulkan, bahwa puasa Daud baiknya dikerjakan oleh mereka yang dalam dirinya berhasrat kuat untuk melakukan amalan puasa hingga akhir hayat. Istilah kasarnya, kalau mau, jangan setengah-setengah, karena tidak pernah ada riwayat pelaku puasa Daud melakukan puasa Daud hanya 1 bulan, atau 6 bulan, atau 1 tahun (kecuali jika sedang dalam taraf latihan).
Tentu, jika melihat pada kondisi-kondisi yang lebih khusus, bisa saja ada seseorang yang melakukan puasa Daud tiba-tiba harus berhenti melakukan puasa Daud karena satu dan lain hal, misalnya karena sakit berkepanjangan. Itu bisa saja, jika Allah sudah berkehendak dan bisa dimaklumi jika yang bersangkutan tidak lagi bisa meneruskan puasa Daud dalam waktu tertentu. Namun jika kita mau sejenak membuka mata terhadap sejarah, jarang sekali ditemukan kasus orang melakukan amalan puasa secara istiqamah jatuh sakit. Yang ada justru orang berpuasa sehat-sehat, malah di dunia kedokteran, orang-orang sakit dianjurkan berpuasa. Dan itu memang fakta ajaib yang tidak bisa dipungkiri, sebab manusia sejak zaman dulu pun telah mengenal puasa sebagai imun dan “penyembuh alami” yang ajaib. Mengingat puasa ini memiliki banyak keajaiban dan keistimewaan. Adapun keajaiban-keajaiban yang secara umum dialami oleh orang-orang yang menjalankan puasa Daud diantaranya sebagai berikut:
  1. Terpelihara dari maksiat
Orang yang senantiasa menjalankan puasa Daud, dengan niat ikhlas karena Allah niscaya akan terpelihara dari berbuat maksiat. Apabila ia akan melakukan suatu pekerjaan yang ada unsure maksiat niscaya akan selalu ada kekuatan ghaib (semacam bisikan) yang secara tiba-tiba menyeruak dalam hatinya. Jasmani dan Ruhaninya seperti ada yang menjaga, pagar yang membuat langkah dan sepak terjangnya selalu dalam bingkai aturan dan ridha Allah. Apabila ia berniat hendak melakukan kejahatan yakni menganiaya orang lain maka Allah akan memberinya rasa iba atau kasihan sehingga ia mengurungkan niat buruknya tersebut.
  1. Tumbuhnya akhlakul karimah (akhlak yang baik.
Salah satu rahasia Puasa Daud yaitu dikaruniai budi pekerti yang luhur. Manakala bertutur kata senantiasa santun, sabar, rendah hati, suka mengalah, tidak egois, senang berteman sehingga orang lain melihatnya menarik dan penuh kesan.
  1. Menerima pemberian Allah dengan lapang hati
Orang yang mengerjakan puasa Daud niscaya Allah mengaruniakan kepada orang tersebut rasa menerima terhadap apa saja pemberian Allah baik buruk maupun baik.
  1. Berfikir positif, kreatif dan inovatif
Orang yang mengerjakan puasa Daud niscaya akan dikaruniai pikiran yang senantiasa positif.
  1. Menumbuhkan sifat Hilm (emosi dapat ditahan dengan baik)
Rasa Hilm atau mampu menahan emosi akan dikaruniakan oleh Allah kepada orang yang istiqomah menjalankan puasa Daud. Sebab pada dasarnya orang yang hendak melakukan puasa Daud harus siap untuk bersifat sabar. Adapun cara mencegah marah itu yaitu dengan berwudhu’, Merubah posisi, dan mencari kesibukan.
  1. Menentramkan jiwa
Orang yang menjalankan puasa Daud jiwanya akan merasa tentram, sebab ia merasa dekat dengan Allah dan Allah adalah Dzat dapat menolong setiap hamba-Nya yang membutuhkan pertolongan. Ketentraman jiwanya bisa dirasakan dimana saja dan kapan saja. Karena sesungguhnya ketentraman jiwa yang diperoleh oleh orang yang menjalankan puasa Daud tidak terikat oleh ruang dan waktu.
  1. Bertambah wibawa
Orang yang biasa menjalankan ibadah puasa Daud niscaya dirinya akan bertambah wibawa di hadapan orang lain. Jika ia seorang guru ia akan disegani oleh murid-muridnya. Jika ia seorang bupati niscaya dihormati oleh bawahannya dan apabila dia seorang bawahan niscaya dia akan dihormati oleh atasannya.
  1. Mendatangkan rejeki yang tidak disangka-sangka
Puasa Daud bisa menjadi salah satu pintu datangnya rejeki. Tentu saja hal ini adalah rejeki yang dapat mencukupi kebutuhan hidupnya.
  1. Menjadi hamba yang bersyukur
Bersyukur merupakan salah satu ibadah mulia kepada Allah yang mudah dilaksanakan, tidak memerlukan tenaga dan pikiran. Bersyukur atas nikmat Allah berarti berterimakasih kepada Allah karena kemurahan-Nya. Dengan bersyukur berarti kita mengingat Allah yang Maha Kaya, Maha Pengasih, maha Penyayang, dan Maha Penyantun. Mensyukuri nikmat yang diberikan oleh Allah kepada kita dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu bersyukur dengan hati nurani, bersyukur ‘billisan’ (dengan ucapan), bersyukur dengan perbuatan yang biasanya dialkukan oleh anggota tubuh.
  1. Suasana Rumah Tangganya senantiasa Harmonis
Rumah tangga yang harmonis merupakan dambaan setiap orang. Sebab itu rumah tangga yang harmonis itu tercipta suasana yang nyaman, tenang, damai dan menyenangkan hati. Puasa Daud dapat dapat mendukung terciptanya keluarga yang harmonis (sakinah, mawaddah, warahmah).

Jika benar-benar ingin melaksanakan Puasa Daud, atau sering disebut Puasa ala Nabi Daud ini, maka hal yang paling baik di awal adalah tekad dan niat yang sungguh-sungguh. Jika benar kita serius, ingin mengamalkan puasa yang paling baik ini, maka hal-hal lain semestinya tidak perlu lagi dipertanyakan. Mau jatuhnya hari Jum’at, hari Sabtu, hari Senin, hari Kamis, atau terpotong oleh sakit sehari, batal di lain hari, yang paling penting itu adalah terus istiqamah alias konsisten untuk terus melakukan dan melanjutkan puasa Daud. (Tentu saja puasa Daud ini tidak boleh dikerjakan di hari-hari yang diharamkan berpuasa, seperti Hari Raya ‘Idul Fithri, ‘Idul Adha, dst). Lalu, apakah pelaksanaan puasa Daud ini harus selamanya? Seperti yang sudah dijelaskan di atas, yang terpenting itu harus konsisten. Mungkin saja di suatu waktu kita sakit satu minggu, nah, setelah sehat, kita lanjutkan lagi puasa Daud tersebut. Dan tentu, idealnya puasa Daud ini dijalankan hingga akhir hayat. Tentu, awalnya terasa berat, karena BELUM TER-BI-A-SA. Tapi jika kita sudah terbiasa, insya Allah, yang ada kita malah ketagihan dan ingin terus menerus melakukannya. Karena apa?
  • Fakta, siapapun yang konsisten melaksanakan puasa Daud, tidak akan pernah mudah sakit. Silakan dibuktikan sendiri, minimal sampai 2 minggu atau 1 bulan saja, dan lihatlah keajaiban yang akan tubuh Anda rasakan. Jadi sebetulnya tak perlu ada kekhawatiran bagi yang akan hendak memulainya karena takut akan jatuh sakit, karena yang ada justru malah sebaliknya, kita menjadi kebal terhadap segala jenis penyakit. Tentunya hal ini bukan sekedar omong kosong, karena saya pun mengalaminya langsung, jadi asli dari pengalaman nyata sendiri. Apa sebabnya? Sebabnya adalah, ketika kita makan (secukupnya) satu hari, lalu keesokan harinya puasa, lalu lusanya berbuka, lalu esoknya lagi puasa, itu menjadikan sistem pencernaan kita menjadi lentur dan kuat, sehingga membuat sirkulasi darah bekerja secara dinamis. Berbeda dengan mereka yang tidak sekalipun puasa, pencernaan terus-terusan dipaksa bekerja dan menjadi tempat sampah makanan, sehingga menjadi biang penyakit pencernaan. Jadi, berbahagialah bagi siapapun yang mengamalkan puasa Daud semasa hidupnya.
  • Hidup Anda akan berubah 180 derajat. Ketika kita sudah terbiasa melakukan puasa Daud, hal-hal sekecil apapun akan terasa nikmat LUAR BIASA bagi diri kita. Karena apa? Karena kita sudah TERBIASA LAPAR. Ketika kita sudah terbiasa lapar, kita jadi tidak lagi merasa takut apabila sewaktu-waktu tidak punya apa-apa, kita jadi kebal dengan hidup, kita menjadi tenang dan tentram. Soal ketenangan hati ini, itu adalah rahmat dan karunia ajaib Allah. Yang jelas, ketika diri kita sudah membiasakan lapar, kita akan menjadi sosok insan yang akan mudah bersyukur dan bahagia, meskipun hanya makan nasi dengan tempe atau ikan asin saja, kita akan merasa bahagia luar biasa. Aneh memang, tapi itulah keajaibannya.
  • Ketika kita sudah membiasakan puasa Daud dan terbiasa lapar, kita akan lebih peka dengan segala jenis makanan. Kita seperti menjadi sebuah detektor, yang mampu mendeteksi, “Oh, makanan ini jelek, makanan ini buruk, makanan ini tidak baik” dan lain sebagainya. Karena apa, karena ketika kita sudah membiasakan puasa Daud, kita akan lebih mencintai perut yang kosong ketimbang perut yang kenyang, dan kita akan benar-benar benci dengan kenyang, karena kita akan sadar, kenyang itu menjadi sumber malapetaka kesehatan tubuh dan diri.
  • Ketika kita sudah membiasakan diri melakukan puasa Daud dan terbiasa lapar, jiwa sosial kita akan lebih peka. Kita akan lebih mudah tersentuh melihat siapapun yang datang meminta-minta, karena apa, karena kita telah merasakan sendiri, betapa lapar itu menyengsarakan. Maka dari itu, lantaran kita sudah terbiasa lapar, kita menjadi sosok yang tidak tega melihat orang lain lapar. Jadilah kita ringan dalam memberi sedekah dan bantuan kepada orang lain. Rahmat dan pahala berlipatlah yang akan kita dapat.

Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam kepada Nabi-Nya. Dalam postingan-postingan sebelumnya, kami telah menyinggung mengenai beberapa puasa sunnah, juga membahas keutamaannya. Pada kesempatan kali ini, kami akan menyajikan materi puasa lainnya yaitu mengenai puasa Daud. Puasa Daud adalah melakukan puasa sehari, dan keesokan harinya tidak berpuasa. Semoga bermanfaat.

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ أَحَبَّ الصِّيَامِ إِلَى اللَّهِ صِيَامُ دَاوُدَ وَأَحَبَّ الصَّلاَةِ إِلَى اللَّهِ صَلاَةُ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ كَانَ يَنَامُ نِصْفَ اللَّيْلِ وَيَقُومُ ثُلُثَهُ وَيَنَامُ سُدُسَهُ وَكَانَ يَصُومُ يَوْمًا وَيُفْطِرُ يَوْمًا

Puasa yang paling disukai di sisi Allah adalah puasa Daud, dan shalat yang paling disukai Allah adalah Shalat Nabi Daud. Beliau biasa tidur di pertengahan malam dan bangun pada sepertiga malam terakhir dan beliau tidur lagi pada seperenam  malam terakhir. Sedangkan beliau biasa berpuasa sehari dan buka sehari.”

Faedah hadits:
  1. Hadits ini menerangkan keutamaan puasa Daud yaitu berpuasa sehari dan berbuka (tidak berpuasa) keesokan harinya. Inilah puasa yang paling dicintai di sisi Allah dan tidak ada lagi puasa yang lebih baik dari itu. 
  2. Di antara faedah puasa Daud adalah menunaikan hak Allah dengan melakukan ketaatan kepada-Nya dan menunaikan hak badan yaitu dengan mengistirahatkannya (dari makan). 
  3. Ibadah begitu banyak ragamnya, begitu pula dengan kewajiban yang mesti ditunaikan seorang hamba begitu banyak. Jika seseorang berpuasa setiap hari tanpa henti, maka pasti ia akan meninggalkan beberapa kewajiban. Sehingga dengan menunaikan puasa Daud (sehari berpuasa, sehari tidak), seseorang akan lebih memperhatikan kewajiban-kewajibannya dan ia dapat meletakkan sesuatu sesuai dengan porsi yang benar. 
  4. Abdullah bin ‘Amr sangat semangat melakukan ketaatan. Ia ingin melaksanakan puasa setiap hari tanpa henti, begitu pula ia ingin shalat malam semalam suntuk. Karena ini, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarangnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi solusi padanya dengan yang lebih baik. Untuk puasa beliau sarankan padanya untuk berpuasa tiga hari setiap bulannya. Namun Abdullah bin ‘Amr ngotot ingin mengerjakan lebih dari itu. Lalu beliau beri solusi agar berpuasa sehari dan tidak berpuasa keesokan harinya. Lalu tidak ada lagi yang lebih afdhol dari itu. Begitu pula dengan shalat malam, Nabi shallallallahu ‘alaihi wa sallam memberi petunjuk seperti shalat Nabi Daud. Nabi Daud ‘alaihis salam biasa tidur di pertengahan malam pertama hingga sepertiga malam terakhir. Lalu beliau bangun dan mengerjakan shalat hingga seperenam malam terkahir. Setelah itu beliau tidur kembali untuk mengistirahatkan badannya supaya semangat melaksanakan shalat Fajr, berdzikir dan beristigfar di waktu sahur. 
  5. Berlebih-lebihan hingga melampaui batas dari keadilan dan pertengahan dalam beramal ketika beribadah termasuk bentuk ghuluw (berlebih-lebihan) yang tercela. Hal ini dikarenakan menyelisihi petunjuk Nabawi dan juga dapat melalaikan dari berbagai kewajiban lainnya. Hal ini dapat menyebabkan seseorang malas, kurang semangat dan lemas ketika melaksanakan ibadah lainnya. Ingatlah, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. 
  6. Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin rahimahullah mengatakan, “Puasa Daud sebaiknya hanya dilakukan oleh orang yang mampu dan tidak merasa sulit ketika melakukannya. Jangan sampai ia melakukan puasa ini sampai membuatnya meninggalkan amalan yang disyari’atkan lainnya. Begitu pula jangan sampai puasa ini membuatnya terhalangi untuk belajar ilmu agama. Karena ingat di samping puasa ini masih ada ibadah lainnya yang mesti dilakukan. Jika banyak melakukan puasa malah membuat jadi lemas, maka sudah sepantasnya tidak memperbanyak puasa. … Wallahul Muwaffiq.” 
  7. Tidak mengapa jika puasa Daud bertepatan pada hari Jumat atau hari Sabtu karena ketika yang diniatkan adalah melakukan puasa Daud dan bukan melakukan puasa hari Jumat atau hari Sabtu secara khusus.

Tidak ada yang boleh lebih dari itu seperti dengan menggabungkan puasa Senin Kamis dengan Puasa Daud, ini tidak dibolehkan. Lihat riwayat lainnya dari Bukhari dan Muslim,

أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرٍو قَالَ أُخْبِرَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – أَنِّى أَقُولُ وَاللَّهِ لأَصُومَنَّ النَّهَارَ ، وَلأَقُومَنَّ اللَّيْلَ ، مَا عِشْتُ . فَقُلْتُ لَهُ قَدْ قُلْتُهُ بِأَبِى أَنْتَ وَأُمِّى . قَالَ « فَإِنَّكَ لاَ تَسْتَطِيعُ ذَلِكَ ، فَصُمْ وَ أَفْطِرْ ، وَقُمْ وَنَمْ ، وَصُمْ مِنَ الشَّهْرِ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ ، فَإِنَّ الْحَسَنَةَ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا ، وَذَلِكَ مِثْلُ صِيَامِ الدَّهْرِ » . قُلْتُ إِنِّى أُطِيقُ أَفْضَلَ مِنْ ذَلِكَ . قَالَ « فَصُمْ يَوْمًا وَأَفْطِرْ يَوْمَيْنِ » . قُلْتُ إِنِّى أُطِيقُ أَفْضَلَ مِنْ ذَلِكَ . قَالَ « فَصُمْ يَوْمًا وَأَفْطِرْ يَوْمًا ، فَذَلِكَ صِيَامُ دَاوُدَ – عَلَيْهِ السَّلاَمُ – وَهْوَ أَفْضَلُ الصِّيَامِ » .فَقُلْتُ إِنِّى أُطِيقُ أَفْضَلَ مِنْ ذَلِكَ . فَقَالَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – « لاَ أَفْضَلَ مِنْ ذَلِكَ »

“‘Abdullah bin ‘Amr, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendapat kabar bahwa ‘Abdullah berkata, “Demi Allah aku akan berpuasa di siang hari dan aku shalat di malam hari terus menerus sesuai kemampuanku.” Kemudian ‘Abdullah mengatakan bahwa ia telah mengatakan seperti itu sembari bersumpah dengan ayah dan ibunya. Lantas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh engkau tidak bisa melakukan seperti itu. Cukuplah berpuasa sehari dan luangkan waktu untuk tidak puasa. Dirikanlah shalat malam, namun tetap tidurlah. Atau berpuasalah setiap bulannya minimal tiga hari karena satu kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kebaikan yang semisal. Jika demikian, hitungannya sama saja dengan puasa dahr (setahun penuh)“. ‘Abdullah berkata pada Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bahwa beliau masih mampu lebih dari itu. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kalau begitu berpuasalah sehari, lalu berikutnya tidak puasa dua hari“. ‘Abdullah berkata pada Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bahwa beliau masih mampu lebih dari itu. Beliau bersabda, “Kalau begitu berpuasalah sehari, lalu berikutnya tidak puasa sehari. Inilah yang disebut puasa Daud ‘alaihis salam. Puasa Daud inilah sebaik-baik puasa“. ‘Abdullah masih berkata pada Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bahwa beliau masih mampu lebih dari itu. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas bersabda, “Tidak ada yang lebih afdhol dari itu” (HR. Bukhari no. 1976 dan Muslim no. 1159).

Dalam riwayat lain disebutkan,

لاَ صَوْمَ فَوْقَ صَوْمِ دَاوُدَ ، شَطْرَ الدَّهْرِ ، صِيَامُ يَوْمٍ ، وَإِفْطَارُ يَوْمٍ

Tidak ada puasa yang lebih afdhol dari puasa Daud. Puasa Daud berarti sudah berpuasa separuh tahun karena sehari berpuasa dan sehari tidak berpuasa.” (HR. Bukhari no. 6277 dan Muslim no. 1159).

Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di rahimahullah berkata, “Hadits di atas secara tegas menunjukkan bahwa puasa Daud adalah sebaik-baiknya puasa. Bahkan puasa Daud lebih utama daripada puasa sepanjang tahun. Namun puasa Daud ini dilakukan oleh orang yang mampu dan tidak sampai melalaikan orang yang melakukan puasa ini dari perkara yang lebih penting. Dalam riwayat lain disebutkan,

وَلاَ يَفِرُّ إِذَا لاَقَى

Jangan sampai lari ketika menemui kesulitan” (HR. Bukhari no. 1977 dan Muslim no. 1159). Maksudnya adalah jangan sampai puasa Daud melalaikan dari perkara yang wajib seperti jihad.” (Syarh ‘Umdatil Ahkam, hal. 361).

Semoga bermanfaat

*Dikutip dari berbagai sumber

Slentikan :D

Beberapa hari yang lalu, kami sekeluarga berbincang-bincang dengan pengantin baru sebut saja "Kakak ipar perempuanku" di sana Ibuku bertanya dengan anak mantunya itu, "sejak kapan Mbak, melakukan puasa Daud"? dan dia pun mulai bercerita, semua berawal dari ketidaksengajaan saat melihat kebiasaan dari kedua orangtuanya dan adiknya *what?! dan bermaksud untuk melakukan "persaingan"
*Ups. . . 

Ini persaingan dalam hal kebajikan kok :D
*Tenang-tenang

Bagaimana tidak, waktu itu dia merasa bingung dengan puasa apa yang akan dikerjakannya nanti, karena kedua orangtuanya sering berpuasa sunnah Senin-Kamis sedangkan adiknya yang pertama yang dahulu mondok di Kajen namun telah meninggal itu juga sering melakukan puasa sunnah Dala'il. .Sedangkan adiknya yang terakhir (karena memiliki dua adik) tidak diceritakan di sini :D telah menjadi pengajar dan dapat kuliah gratis dari Ponpes Gontor-Jatim :) 

Dengan pertimbangan itu, akhirnya kakak ipar pun melakukan puasa yang lain dari mereka semua yaitu puasa sunnah Daud. Sesuai namanya, amalan puasa ini sering dikerjakan oleh nabi Daud. . cara pengerjaannya pun berselang seling hari, semisal hari ini puasa, besok tidak puasa, lusa puasa lagi dan begitu seterusnya dan jika puasanya bertepatan dengan hari Jumat pun tidak masalah, karena niatnya memang puasa Daud, berbeda jika kita puasa Senin-Kamis dan pada hari Jumat kita melakukan puasa, itu malah tidak diperkenankan :D
Dan saya di sini juga masih banyak belajar :) jadi harap maklum jika ilmu dan pemahamannya masih *cetek :D

Kami pun seperti mendapatkan siraman rohani, sampai-sampai aku sendiri mendengarnya jadi ingin *mbrebes mili :D bagaimana tidak? Sudah lama aku memiliki niatan itu sejak SMA tapi niat hanyalah niat, dan tak kunjung di kerjakan, malahan aku akhir-akhir ini *sebelum bertemu kakak ipar* sering meminta Ibuku untuk berpuasa Senin-Kamis lagi seperti dulu, tapi daripada menyuruh orang lain mari kita memulainya sendiri, iya semata-mata mendekatkan diri kepada Alloh, biar hati tenang, legowo dan terhindar dari hal-hal buruk di dunia ini dan di akhirat nanti, amiiiin :*)

*Bersyukur selalu bertemu orang-orang baik :)

Ngomong-ngomong orang-orang baik, ini juga pengalaman yang saya dapat dari keponakan saya yang sekarang juga masih mondok di Gontor, kira-kira seusia SMP mungkin ya :*) maklum tantenya lupa kisaran umurnya :D

Saat kami sekeluarga menjenguknya, sebelum berangkat umroh, orangtuanya bercerita tentang keinginnanya itu, semua berawal dari ketertarikannya bertemu dan berkumpul dengan orang-orang Timur-Tengah, dia suka berbicara dengan mereka maklum dia bisa berbahasa Inggris tak seperti aku :( Suatu saat, ketika dia tinggal di Malaysia mengikuti orangtuanya yang dapat beasiswa dari Unisula, dia berbicara dengan Ayahnya untuk meninggalkannya lebih lama lagi di Masjid, dia ingin i'tikaf lebih lama lagi, ntah apa yang dipikirkannya, yang akan dilakukannya dan doa apa saja yang dipanjatkannya?! Mungkin karena Ayahnya khawatir karena usianya saat itu masih kecil, beliaupun melihatnya dari jauh. Ternyata dia berbincang-bincang dengan orang-orang Timur-Tengah. Beberapa lama mereka berbincang-bincang akhirnya diapun pulang sambil bercerita dengan orangtuanya. Bahwa dia memiliki ketertarikan dengan siapapun termasuk orang-orang yang memiliki wajah dan postur Timur-Tengah itu. Karena penasaran orang tuanya pun bertanya kenapa demikian? Dengan polosnya diapun menjawab "bukankah kita hidup di dunia itu untuk saling mengenal dan bersilaturahmi"?

Wah, anak sekecil itu bisa berbicara hal yang sangat luar biasa, mungkin kelak setelah dewasa nanti, dia akan menjadi Ulama ya :D Insya Alloh. . . 

Mungkin di blog ini, aku sering bercerita tentang orang-orang terdekat, ntah itu aku sendiri yang sedang galau, labil, ntah itu fase kehidupanku yang penuh drama ha ha ha. Namun semua itu aku tulis dan ceritakan di sini semata-mata bukan bermaksud riya, namun ini akan menjadi kenang-kenang semasa hidupku :D . Karena kita tidak pernah tahu sampai kapan kita bisa mengingat banyak hal yang kita lalui dalam perjalanan hidup ini, mungkin dengan menulis dari hal sepele, tak penting itu akan menjadi kenangan tersendiri suatu saat nanti. Dari sana, aku bisa mengambil banyak pelajaran, seperti jangan sampai memilih-milih teman, dari strata apapun itu, jangan memandang dari warna kulit, bentuk rambut, karena perbedaan itu indah jika kita bisa berbaur dengan mau mengenal dan bersilaturahmi dengan mereka kita pasti akan tahu dalamnya hati dan ketulusan mereka. Tuhan mempertemukan kita dengan apapun dan siapa pun itu pasti ada maksudnya kok, karena Tuhan tahu apa yang terbaik untuk kita. Selalu memperbaiki diri dari masa lalu yang mungkin kurang baik dan harus mampu menyaring semua hal yang tidak baik itu menjadi pelajaran  dan perbaikan diri dalam kehidupan kita nanti :) 

*Spirit
*Honestly