Puasa
Daud adalah puasa yang dilakukan secara berselang-seling. Yaitu sehari berpuasa
sehari berbuka. Apabila hari ini berpuasa maka esok tidak berpuasa dan lusa
berpuasa dan begitu seterusnya sepanjang tahun. Puasa Daud ini merupakan amalan
Nabiyallah Daud.as (dan umatnya) dan diriwayatkan pula, bahwa puasa Daud ini
adalah puasa yang paling dicintai Alloh. Jika kita melihat riwayat dalam
hadits, puasa Daud ini disebut oleh Rasulullah.saw untuk mengakomodasi
keinginan beberapa sahabat yang ingin melakukan puasa sepanjang tahun.
Rasulullah.saw melarang dan alih-alih memberitahukan satu puasa yang paling
mulia dan disukai Allah yang disebutkan bahwa nilainya setara dengan puasa
sepanjang tahun, yakni puasa Daud, puasa sehari dan berbuka sehari. Ditilik
dari fakta tersebut, agaknya bisa kita simpulkan, bahwa puasa Daud baiknya
dikerjakan oleh mereka yang dalam dirinya berhasrat kuat untuk melakukan amalan
puasa hingga akhir hayat. Istilah kasarnya, kalau mau, jangan
setengah-setengah, karena tidak pernah ada riwayat pelaku puasa Daud melakukan
puasa Daud hanya 1 bulan, atau 6 bulan, atau 1 tahun (kecuali jika sedang dalam
taraf latihan).
Tentu,
jika melihat pada kondisi-kondisi yang lebih khusus, bisa saja ada seseorang
yang melakukan puasa Daud tiba-tiba harus berhenti melakukan puasa Daud karena
satu dan lain hal, misalnya karena sakit berkepanjangan. Itu bisa saja, jika
Allah sudah berkehendak dan bisa dimaklumi jika yang bersangkutan tidak lagi
bisa meneruskan puasa Daud dalam waktu tertentu. Namun jika kita mau sejenak
membuka mata terhadap sejarah, jarang sekali ditemukan kasus orang melakukan
amalan puasa secara istiqamah jatuh sakit. Yang ada justru orang
berpuasa sehat-sehat, malah di dunia kedokteran, orang-orang sakit dianjurkan
berpuasa. Dan itu memang fakta ajaib yang tidak bisa dipungkiri, sebab manusia
sejak zaman dulu pun telah mengenal puasa sebagai imun dan “penyembuh alami”
yang ajaib. Mengingat puasa ini memiliki banyak keajaiban dan keistimewaan.
Adapun keajaiban-keajaiban yang secara umum dialami oleh orang-orang yang
menjalankan puasa Daud diantaranya sebagai berikut:
- Terpelihara dari maksiat
Orang yang senantiasa menjalankan puasa Daud, dengan niat ikhlas karena
Allah niscaya akan terpelihara dari berbuat maksiat. Apabila ia akan melakukan
suatu pekerjaan yang ada unsure maksiat niscaya akan selalu ada kekuatan ghaib
(semacam bisikan) yang secara tiba-tiba menyeruak dalam hatinya. Jasmani dan
Ruhaninya seperti ada yang menjaga, pagar yang membuat langkah dan sepak
terjangnya selalu dalam bingkai aturan dan ridha Allah. Apabila ia berniat
hendak melakukan kejahatan yakni menganiaya orang lain maka Allah akan
memberinya rasa iba atau kasihan sehingga ia mengurungkan niat buruknya
tersebut.
- Tumbuhnya akhlakul karimah (akhlak yang baik.
Salah satu rahasia Puasa Daud yaitu dikaruniai budi pekerti yang luhur.
Manakala bertutur kata senantiasa santun, sabar, rendah hati, suka mengalah,
tidak egois, senang berteman sehingga orang lain melihatnya menarik dan penuh
kesan.
- Menerima pemberian Allah dengan lapang hati
Orang yang mengerjakan puasa Daud niscaya Allah mengaruniakan kepada
orang tersebut rasa menerima terhadap apa saja pemberian Allah baik buruk
maupun baik.
- Berfikir positif, kreatif dan inovatif
Orang yang mengerjakan puasa Daud niscaya akan dikaruniai pikiran yang
senantiasa positif.
- Menumbuhkan sifat Hilm (emosi dapat ditahan dengan baik)
Rasa Hilm atau mampu menahan emosi akan dikaruniakan oleh Allah kepada
orang yang istiqomah menjalankan puasa Daud. Sebab pada dasarnya orang yang
hendak melakukan puasa Daud harus siap untuk bersifat sabar. Adapun cara
mencegah marah itu yaitu dengan berwudhu’, Merubah posisi, dan mencari
kesibukan.
- Menentramkan jiwa
Orang yang menjalankan puasa Daud jiwanya akan merasa tentram, sebab ia
merasa dekat dengan Allah dan Allah adalah Dzat dapat menolong setiap hamba-Nya
yang membutuhkan pertolongan. Ketentraman jiwanya bisa dirasakan dimana saja
dan kapan saja. Karena sesungguhnya ketentraman jiwa yang diperoleh oleh orang
yang menjalankan puasa Daud tidak terikat oleh ruang dan waktu.
- Bertambah wibawa
Orang yang biasa menjalankan ibadah puasa Daud niscaya dirinya akan
bertambah wibawa di hadapan orang lain. Jika ia seorang guru ia akan disegani
oleh murid-muridnya. Jika ia seorang bupati niscaya dihormati oleh bawahannya
dan apabila dia seorang bawahan niscaya dia akan dihormati oleh atasannya.
- Mendatangkan rejeki yang tidak disangka-sangka
Puasa Daud bisa menjadi salah satu pintu datangnya rejeki. Tentu saja
hal ini adalah rejeki yang dapat mencukupi kebutuhan hidupnya.
- Menjadi hamba yang bersyukur
Bersyukur merupakan salah satu ibadah mulia kepada Allah yang mudah
dilaksanakan, tidak memerlukan tenaga dan pikiran. Bersyukur atas nikmat Allah
berarti berterimakasih kepada Allah karena kemurahan-Nya. Dengan bersyukur
berarti kita mengingat Allah yang Maha Kaya, Maha Pengasih, maha Penyayang, dan
Maha Penyantun. Mensyukuri nikmat yang diberikan oleh Allah kepada kita dapat
dilakukan dengan tiga cara yaitu bersyukur dengan hati nurani, bersyukur
‘billisan’ (dengan ucapan), bersyukur dengan perbuatan yang biasanya dialkukan
oleh anggota tubuh.
- Suasana Rumah Tangganya senantiasa Harmonis
Rumah tangga yang harmonis merupakan dambaan setiap orang. Sebab itu
rumah tangga yang harmonis itu tercipta suasana yang nyaman, tenang, damai dan
menyenangkan hati. Puasa Daud dapat dapat mendukung terciptanya keluarga yang
harmonis (sakinah, mawaddah, warahmah).
Jika benar-benar ingin melaksanakan Puasa Daud, atau sering disebut
Puasa ala Nabi Daud ini, maka hal yang paling baik di awal adalah tekad dan
niat yang sungguh-sungguh. Jika benar kita serius, ingin mengamalkan puasa yang
paling baik ini, maka hal-hal lain semestinya tidak perlu lagi dipertanyakan.
Mau jatuhnya hari Jum’at, hari Sabtu, hari Senin, hari Kamis, atau terpotong
oleh sakit sehari, batal di lain hari, yang paling penting itu adalah terus istiqamah
alias konsisten untuk terus melakukan dan melanjutkan puasa Daud. (Tentu saja
puasa Daud ini tidak boleh dikerjakan di hari-hari yang diharamkan berpuasa,
seperti Hari Raya ‘Idul Fithri, ‘Idul Adha, dst). Lalu, apakah pelaksanaan
puasa Daud ini harus selamanya? Seperti yang sudah dijelaskan di atas, yang terpenting
itu harus konsisten. Mungkin saja di suatu waktu kita sakit satu minggu, nah,
setelah sehat, kita lanjutkan lagi puasa Daud tersebut. Dan tentu, idealnya
puasa Daud ini dijalankan hingga akhir hayat. Tentu, awalnya terasa berat,
karena BELUM TER-BI-A-SA. Tapi jika kita sudah terbiasa, insya Allah, yang ada
kita malah ketagihan dan ingin terus menerus melakukannya. Karena apa?
- Fakta, siapapun yang konsisten melaksanakan puasa Daud, tidak akan pernah mudah sakit. Silakan dibuktikan sendiri, minimal sampai 2 minggu atau 1 bulan saja, dan lihatlah keajaiban yang akan tubuh Anda rasakan. Jadi sebetulnya tak perlu ada kekhawatiran bagi yang akan hendak memulainya karena takut akan jatuh sakit, karena yang ada justru malah sebaliknya, kita menjadi kebal terhadap segala jenis penyakit. Tentunya hal ini bukan sekedar omong kosong, karena saya pun mengalaminya langsung, jadi asli dari pengalaman nyata sendiri. Apa sebabnya? Sebabnya adalah, ketika kita makan (secukupnya) satu hari, lalu keesokan harinya puasa, lalu lusanya berbuka, lalu esoknya lagi puasa, itu menjadikan sistem pencernaan kita menjadi lentur dan kuat, sehingga membuat sirkulasi darah bekerja secara dinamis. Berbeda dengan mereka yang tidak sekalipun puasa, pencernaan terus-terusan dipaksa bekerja dan menjadi tempat sampah makanan, sehingga menjadi biang penyakit pencernaan. Jadi, berbahagialah bagi siapapun yang mengamalkan puasa Daud semasa hidupnya.
- Hidup Anda akan berubah 180 derajat. Ketika kita sudah terbiasa melakukan puasa Daud, hal-hal sekecil apapun akan terasa nikmat LUAR BIASA bagi diri kita. Karena apa? Karena kita sudah TERBIASA LAPAR. Ketika kita sudah terbiasa lapar, kita jadi tidak lagi merasa takut apabila sewaktu-waktu tidak punya apa-apa, kita jadi kebal dengan hidup, kita menjadi tenang dan tentram. Soal ketenangan hati ini, itu adalah rahmat dan karunia ajaib Allah. Yang jelas, ketika diri kita sudah membiasakan lapar, kita akan menjadi sosok insan yang akan mudah bersyukur dan bahagia, meskipun hanya makan nasi dengan tempe atau ikan asin saja, kita akan merasa bahagia luar biasa. Aneh memang, tapi itulah keajaibannya.
- Ketika kita sudah membiasakan puasa Daud dan terbiasa lapar, kita akan lebih peka dengan segala jenis makanan. Kita seperti menjadi sebuah detektor, yang mampu mendeteksi, “Oh, makanan ini jelek, makanan ini buruk, makanan ini tidak baik” dan lain sebagainya. Karena apa, karena ketika kita sudah membiasakan puasa Daud, kita akan lebih mencintai perut yang kosong ketimbang perut yang kenyang, dan kita akan benar-benar benci dengan kenyang, karena kita akan sadar, kenyang itu menjadi sumber malapetaka kesehatan tubuh dan diri.
- Ketika kita sudah membiasakan diri melakukan puasa Daud dan terbiasa lapar, jiwa sosial kita akan lebih peka. Kita akan lebih mudah tersentuh melihat siapapun yang datang meminta-minta, karena apa, karena kita telah merasakan sendiri, betapa lapar itu menyengsarakan. Maka dari itu, lantaran kita sudah terbiasa lapar, kita menjadi sosok yang tidak tega melihat orang lain lapar. Jadilah kita ringan dalam memberi sedekah dan bantuan kepada orang lain. Rahmat dan pahala berlipatlah yang akan kita dapat.
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam kepada Nabi-Nya. Dalam
postingan-postingan sebelumnya, kami telah menyinggung mengenai beberapa puasa
sunnah, juga membahas keutamaannya. Pada kesempatan kali ini, kami akan
menyajikan materi puasa lainnya yaitu mengenai puasa Daud. Puasa Daud adalah
melakukan puasa sehari, dan keesokan harinya tidak berpuasa. Semoga bermanfaat.
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda,
إِنَّ أَحَبَّ الصِّيَامِ إِلَى اللَّهِ صِيَامُ دَاوُدَ وَأَحَبَّ
الصَّلاَةِ إِلَى اللَّهِ صَلاَةُ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ كَانَ يَنَامُ
نِصْفَ اللَّيْلِ وَيَقُومُ ثُلُثَهُ وَيَنَامُ سُدُسَهُ وَكَانَ يَصُومُ يَوْمًا
وَيُفْطِرُ يَوْمًا
“Puasa
yang paling disukai di sisi Allah adalah puasa Daud, dan shalat yang paling
disukai Allah adalah Shalat Nabi Daud. Beliau biasa tidur di pertengahan malam
dan bangun pada sepertiga malam terakhir dan beliau tidur lagi pada seperenam
malam terakhir. Sedangkan beliau biasa berpuasa sehari dan buka sehari.”
Faedah hadits:
- Hadits ini menerangkan keutamaan puasa Daud yaitu berpuasa sehari dan berbuka (tidak berpuasa) keesokan harinya. Inilah puasa yang paling dicintai di sisi Allah dan tidak ada lagi puasa yang lebih baik dari itu.
- Di antara faedah puasa Daud adalah menunaikan hak Allah dengan melakukan ketaatan kepada-Nya dan menunaikan hak badan yaitu dengan mengistirahatkannya (dari makan).
- Ibadah begitu banyak ragamnya, begitu pula dengan kewajiban yang mesti ditunaikan seorang hamba begitu banyak. Jika seseorang berpuasa setiap hari tanpa henti, maka pasti ia akan meninggalkan beberapa kewajiban. Sehingga dengan menunaikan puasa Daud (sehari berpuasa, sehari tidak), seseorang akan lebih memperhatikan kewajiban-kewajibannya dan ia dapat meletakkan sesuatu sesuai dengan porsi yang benar.
- Abdullah bin ‘Amr sangat semangat melakukan ketaatan. Ia ingin melaksanakan puasa setiap hari tanpa henti, begitu pula ia ingin shalat malam semalam suntuk. Karena ini, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarangnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi solusi padanya dengan yang lebih baik. Untuk puasa beliau sarankan padanya untuk berpuasa tiga hari setiap bulannya. Namun Abdullah bin ‘Amr ngotot ingin mengerjakan lebih dari itu. Lalu beliau beri solusi agar berpuasa sehari dan tidak berpuasa keesokan harinya. Lalu tidak ada lagi yang lebih afdhol dari itu. Begitu pula dengan shalat malam, Nabi shallallallahu ‘alaihi wa sallam memberi petunjuk seperti shalat Nabi Daud. Nabi Daud ‘alaihis salam biasa tidur di pertengahan malam pertama hingga sepertiga malam terakhir. Lalu beliau bangun dan mengerjakan shalat hingga seperenam malam terkahir. Setelah itu beliau tidur kembali untuk mengistirahatkan badannya supaya semangat melaksanakan shalat Fajr, berdzikir dan beristigfar di waktu sahur.
- Berlebih-lebihan hingga melampaui batas dari keadilan dan pertengahan dalam beramal ketika beribadah termasuk bentuk ghuluw (berlebih-lebihan) yang tercela. Hal ini dikarenakan menyelisihi petunjuk Nabawi dan juga dapat melalaikan dari berbagai kewajiban lainnya. Hal ini dapat menyebabkan seseorang malas, kurang semangat dan lemas ketika melaksanakan ibadah lainnya. Ingatlah, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
- Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin rahimahullah mengatakan, “Puasa Daud sebaiknya hanya dilakukan oleh orang yang mampu dan tidak merasa sulit ketika melakukannya. Jangan sampai ia melakukan puasa ini sampai membuatnya meninggalkan amalan yang disyari’atkan lainnya. Begitu pula jangan sampai puasa ini membuatnya terhalangi untuk belajar ilmu agama. Karena ingat di samping puasa ini masih ada ibadah lainnya yang mesti dilakukan. Jika banyak melakukan puasa malah membuat jadi lemas, maka sudah sepantasnya tidak memperbanyak puasa. … Wallahul Muwaffiq.”
- Tidak mengapa jika puasa Daud bertepatan pada hari Jumat atau hari Sabtu karena ketika yang diniatkan adalah melakukan puasa Daud dan bukan melakukan puasa hari Jumat atau hari Sabtu secara khusus.
Tidak ada yang boleh lebih dari itu seperti dengan menggabungkan puasa
Senin Kamis dengan Puasa Daud, ini tidak dibolehkan. Lihat riwayat lainnya dari
Bukhari dan Muslim,
أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ
بْنَ عَمْرٍو قَالَ أُخْبِرَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – أَنِّى
أَقُولُ وَاللَّهِ لأَصُومَنَّ النَّهَارَ ، وَلأَقُومَنَّ اللَّيْلَ ، مَا عِشْتُ
. فَقُلْتُ لَهُ قَدْ قُلْتُهُ بِأَبِى أَنْتَ وَأُمِّى . قَالَ « فَإِنَّكَ لاَ
تَسْتَطِيعُ ذَلِكَ ، فَصُمْ وَ أَفْطِرْ ، وَقُمْ وَنَمْ ، وَصُمْ مِنَ الشَّهْرِ
ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ ، فَإِنَّ الْحَسَنَةَ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا ، وَذَلِكَ
مِثْلُ صِيَامِ الدَّهْرِ » . قُلْتُ إِنِّى أُطِيقُ أَفْضَلَ مِنْ ذَلِكَ . قَالَ
« فَصُمْ يَوْمًا وَأَفْطِرْ يَوْمَيْنِ » . قُلْتُ إِنِّى أُطِيقُ أَفْضَلَ مِنْ
ذَلِكَ . قَالَ « فَصُمْ يَوْمًا وَأَفْطِرْ يَوْمًا ، فَذَلِكَ صِيَامُ دَاوُدَ
– عَلَيْهِ السَّلاَمُ – وَهْوَ أَفْضَلُ الصِّيَامِ » .فَقُلْتُ إِنِّى أُطِيقُ أَفْضَلَ
مِنْ ذَلِكَ . فَقَالَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – « لاَ أَفْضَلَ مِنْ
ذَلِكَ »
“‘Abdullah bin ‘Amr, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam mendapat kabar bahwa ‘Abdullah berkata, “Demi Allah aku akan
berpuasa di siang hari dan aku shalat di malam hari terus menerus sesuai
kemampuanku.” Kemudian ‘Abdullah mengatakan bahwa ia telah mengatakan seperti
itu sembari bersumpah dengan ayah dan ibunya. Lantas Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh engkau tidak bisa melakukan seperti
itu. Cukuplah berpuasa sehari dan luangkan waktu untuk tidak puasa. Dirikanlah
shalat malam, namun tetap tidurlah. Atau berpuasalah setiap bulannya minimal
tiga hari karena satu kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kebaikan yang
semisal. Jika demikian, hitungannya sama saja dengan puasa dahr (setahun penuh)“.
‘Abdullah berkata pada Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bahwa beliau
masih mampu lebih dari itu. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Kalau begitu berpuasalah sehari, lalu berikutnya tidak puasa dua hari“.
‘Abdullah berkata pada Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bahwa beliau
masih mampu lebih dari itu. Beliau bersabda, “Kalau begitu berpuasalah
sehari, lalu berikutnya tidak puasa sehari. Inilah yang disebut puasa Daud
‘alaihis salam. Puasa Daud inilah sebaik-baik puasa“. ‘Abdullah masih
berkata pada Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bahwa beliau masih
mampu lebih dari itu. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas
bersabda, “Tidak ada yang lebih afdhol dari itu” (HR. Bukhari no. 1976
dan Muslim no. 1159).
Dalam riwayat lain disebutkan,
لاَ صَوْمَ فَوْقَ
صَوْمِ دَاوُدَ ، شَطْرَ الدَّهْرِ ، صِيَامُ يَوْمٍ ، وَإِفْطَارُ يَوْمٍ
“Tidak ada puasa yang lebih afdhol dari puasa Daud. Puasa Daud
berarti sudah berpuasa separuh tahun karena sehari berpuasa dan sehari tidak
berpuasa.” (HR. Bukhari no. 6277 dan Muslim no. 1159).
Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di rahimahullah berkata,
“Hadits di atas secara tegas menunjukkan bahwa puasa Daud adalah sebaik-baiknya
puasa. Bahkan puasa Daud lebih utama daripada puasa sepanjang tahun. Namun
puasa Daud ini dilakukan oleh orang yang mampu dan tidak sampai melalaikan
orang yang melakukan puasa ini dari perkara yang lebih penting. Dalam riwayat
lain disebutkan,
وَلاَ يَفِرُّ إِذَا
لاَقَى
“Jangan sampai lari ketika menemui kesulitan” (HR. Bukhari no.
1977 dan Muslim no. 1159). Maksudnya adalah jangan sampai puasa Daud melalaikan
dari perkara yang wajib seperti jihad.” (Syarh ‘Umdatil Ahkam, hal.
361).
Semoga bermanfaat
*Dikutip dari berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar