Jumat, 19 September 2014

Iya, itu kamu ?!


18 September 2014
At kos baruku


Aku mengenalmu lebih dari dua tahun dan aku mampu merasakan apa itu ketulusan dan murni perhatian. Pikiranku pun akhir-akhir ini melambung ke angkasa luar, tak henti-hentinya aku memikirkanmu. Iya kamu, yang selalu aku acuhkan. Sepucuk surat itu akan menjadi kenangan bahwa aku pun baru merasakan 'suka' walau aku tahu semua itu terlambat dan tak mampu tuk disatukan, sebenarnya ada lampu merah di sana mau aku trabas tapi aku tau akan membuatmu semakin terluka dan terluka lagi. Jika trabasanku itu gagal. Pertemuan kita waktu itu aku tak tau sejak kapan, tapi kamu mungkin selalu mengingatnya, yang aku ingat saat sekolah taman kanak-kanak, tapi menurutmu seharusnya lebih muda dari itu. Ah, bukannya usiaku terpaut lebih 'tua' darimu dan kamipun mulai berkelakar ketika mengingat-ingat moment-moment itu. Pernah aku pulang kampung saat libur sekolah tiba, sambil merapihkan buku-buku yang berderet-deret rapih di sana, tapi ada sesuatu yang membuatku tertarik, iya sebuah album foto era 80 an, di sana terpampng wajah lucu dan menggemaskanku. Ada wajahmu juga di sana, jadi jangan khawatir. 




 Foto itu berisi, moment-moment saat kita berlibur sekolah, sama-sama polos dan culun. Aku pun mulai tersenyum dan kadang tertawa. Mungkin jika ada orang di sampingku, mereka pun akan tertawa terbahak-bahak melihat itu. Bagaimana tidak, gigiku yang ompong dan rambutku yang gundul seperti tuyul itu kini telah tumbuh dan aku pun berubah menjadi sosok gadis remaja yang cantik dan enerjik (versi lebaynya)

'Ayo cepetan, kita nanti telat lho', teriak Kakak dari lantai bawah.

Aku hampir melupakan hari ini, ini hari Sabtu. Di mana ada hajatan besar di rumahku, iya Kakakku yang nomer tiga menikah hari ini. Semua keluargapun berkumpul. Aku pun segera bergegas untuk berhias di ruang bawah yang difungsikan untuk merias para keluarga mempelai.

Aku mulai menuruni anak tangga dan bersiap dirias secantik mungkin.




(to be continue)