Hari
itu 221014 Kakak laki-laki pertamaku menikah, iya itu adalah hari yang tak akan
kami lupakan. Menikah itu kewajiban bagi kita semua orang yang sudah memiliki
kemantapan hati, pada waktu yang bersamaan pulalah banyak sekali pertanyaan
yang dilontarkan kepadaku. Mereka memberikan pertanyaan silih berganti kepadaku
kebanyakan dari mereka adalah saudara terdekatku. “Kapan nyusul?” “Kapan
nikah?” “Menunggu apalagi?” Wow kenapa malah justru aku yang dapat pertanyaan se-sensitive
itu? :D
With sisters and brother |
Memang aku sekarang menjadi fokus dalam keluargaku karena aku anak
terakhir dan hubungan percintaanku yang belum memiliki titik temu. Bagi setiap
wanita, menikah itu impian seperti waktu aku masih kanak-kanak dulu, setiap bermain
boneka atau gambar BP “rok-rokan” kami kaum wanita pun selalu berandai-andai
memiliki suami yang baik, anak yang sehat dan juga rumah impian serta selalu hidup
bahagia. Pastilah setiap wanita mempunyai mimpi yang indah seperti itu, begitu pula setiap
pria, namun bagiku sesempurna apapun itu pernikahan adalah suatu peristiwa yang
sakral, janji sehidup semati, banyak doa yang dipanjatkan dan itu adalah waktu
yang tepat dalam menentukan pilihan hatiku dengan pria yang baik dari sisi
agama Islam, keilmuan dan kemampuan dia menjadi imam yang baik dalam keluargaku
kelak. Imam yang baik dalam memberikan aku banyak masukan, banyak pengetahuan
positif untuk kebaikan diriku, keluargaku dan tentunya orang lain. Terkadang
aku sempat berfikir, tak perlulah mencari yang kaya dan “mapan” karena aku
lebih nyaman semua itu bisa kami raih bersama-sama, karena aku sendiri sekarang
sedang menapaki karier. Banyak pelajaran yang aku dapati setelah bekerja di
tempat ini. Walaupun ini bukan tempat kerjaku yang pertama kali. Aku mulai banyak bercermin dari ketidak sempurnaanku dan juga dari
beberapa kelebihanku. Tak perlulah mencari yang tampan karena yang rupawan itu banyak
godaannya ha ha ha itu kata teman-temanku. Tapi menurutku, semua itu tergantung komitmen
diri sendiri dengan Tuhan. Kok dengan Tuhan? Iya, wajah dan seluruh ragawi ini
semua titipan Tuhan. Kamu mau sombong jika wajahmu rupawan? Dan kamu akan
galau, menangis sepanjang hari dan tak percaya diri karena wajahmu tak menarik?
Buanglah jauh-jauh pikiran itu. Semua berhak menjadi baik dan menarik bukan,
dengan cara yang indah dan elegan :D
Aku
sekarang memiliki banyak teman setelah aku duduk di bangku SMA, banyak yang terkejut dari mana aku bisa mengenal mereka, karena memang dari
kecil sampai bangku SMP aku tergolong misterius dan pendiam. Aku mulai berani mengenal
banyak teman baik pria maupun wanita karena aku yakin dalam kehidupan “nyata”
nanti setelah kita terjun di dunia kerja, link
pertemanan pastilah banyak membantu, ntah dalam mendapatkan
pekerjaan dan informasi baik lainnya. Suatu ketika beberapa dari mereka sering
bercanda denganku melalui sosmed maupun BBM, bahkan sering “menembakku” mereka berkata kepadaku bahwa aku
cantik, baik dan pendiam. Tapi aku lebih nyaman mereka menganggapku dan juga
menyukaiku karena aku baik dan istimewa dan tentunya itu harus sesuai dengan
realitanya :D Satu persatu aku beri pengertian, bahwa mereka hanya pandai merayu
mungkin saja mereka mengatakan itu pada ratusan wanita lain di luar sana :D karena
jujur aku sendiri tak pernah merasa cantik bahkan dalam beberapa scene foto terkadang wajahku pun
terlihat kumal, jelek, muncul beberapa noda bekas jerawat ha ha ha namun
terkadang aku terlihat lebih cantik dari aslinya. Mereka juga sering bertanya
kepadaku “Seperti apa sih pria idamanku itu, kenapa sering galau di sosmed?”
“Diajakin ketemuan tidak mau dan diajak komunikasi susahnya minta ampun”. “Pasti yang rupawan, kaya dan pintar ya”? “Mau ngejar karier sampai
kapan? Jadi ambil S2nya”? “Nanti banyak pria yang minder dekatin kamu lho”. “Sms dan telpon tak
dijawab” dan
bla bla bla. . Upss. . . *dalam hati, pasti deh dapat gratisan, mau buang sampah ya
hi hi hi.
Ntahlah pria seperti apa yang mereka pikiran yang sesuai dengan kriteriaku? Mereka sering mengira aku menginginkan sosok pria yang kariernya bagus dan kemapanan dalam hal financial, padahal kita tak pernah tahu kapan perusahaan yang kita naungi itu terus-menerus maju atau justru malah pailit dan kena PHK? Ataukah pria yang memiliki kesempurnaan ragawi seperti artis mungkin? Itu malah terdengar seperti lelucon anak ABG yang menggilai boy band. Aku justru menginginkan pria yang memiliki bakat lain seperti keterampilan yang bisa dikembangkan dalam hal wirausaha karena aku pun memiliki jiwa interpreneur :D Sebagian pria beranggapan aku memiliki banyak kelebihan, iya mungkin ada benarnya jika dihitung dari jari-jemari tapi lebih tepatnya aku hanya beruntung terlahir di dalam keluarga ini dan bergabung dengan lingkunganku selama ini dan aku berharap selalu dalam jalur kebaikan walau tidak bisa dipungkiri pula tak ada yang sempurna. Setelah aku bertambah usia, aku mulai menyadari bahwa orang tuaku tak muda lagi, banyak pikiran berkecamuk di dalam hati mereka. Sering aku berpikir, kapan aku bisa membuat mereka bangga, tak bersedih tak khawatir. Terkadang aku berpikir, aku ingin menikah muda, ingin cepat punya baby yang lucu, sehat dan cerdas. Tapi di sisi lain aku ingin berkarier terlebih dahulu, ingin menikmati hasil jerih payahku walau pekerjaanku lebih ringan sih daripada teman-temanku yang lainnya. Bagaimana jika aku mengambil keputusan yang terlalu cepat dan tergesa-gesa sampai berdampak pada ketidak bahagiaan dan kesedihan yang berkepanjangan? Terkadang orang tuaku terlebih ibuku menyuruhku segera menikah hal itu pasti beralasan, karena khawatir bahwa wanita sekarang lebih beresiko tinggi terkena penyakit ini dan itu terlebih aku pernah didiagnosis memiliki kista satu setengah tahun yang lalu. Walau setelah dicek lagi hasilnya bersih dan tak terbukti, tapi masa itu merupakan pukulan terberat bagiku, aku seperti halnya wanita lain yang terlihat setres dan panik ketika mendengar diagnosa mengerikan itu terlebih waktu itu aku berobat sendirian. Awalnya aku merujuk dokter spesialis dalam karena dalam waktu berdekatan aku mengalami keracunan, tapi dokter curiga mana mungkin keracunan sampai prosesnya lama sekali dan tak kunjung sembuh? Dari usulan dokter itu aku kemudian dirujuk lagi ke dokter spesialis kandungan, di sana yang terlihat hanya ibu-ibu muda yang sedang mengandung diantar suaminya untuk memeriksakan kandungannya, atau justru ibu-ibu yang mau melahirkan, ada seorang ibu-ibu paruh baya berbicara kepadaku dan tak percaya akan vonis itu, karena aku masih terbilang muda dan belum menikah, wanita mana yang tak hancur hatinya mendengarkan vonis mengerikan itu. Bagi wanita, penyakit kista, mioma maupun penyakit-penyakit mengerikan lainnya lebih beresiko terhadap wanita dibandingkan pria, ditambah tekanan darahku menjadi tinggi. Hal itu juga dipicu dari kebiasaan burukku dalam mengkonsumsi junk food *makanan siap saji, karena sama seperti wanita alay lainnya aku juga sedikit bersosialita, makan di resto dan food court di mall.
Aku juga sempat terkena terbis *suhu tubuh yang tak normal gejalanya seperti panas tinggi dan panasnya sering naik turun juga pernah didiagnosa terkena infeksi saluran kencing karena sering menahan pipis. Banyak yang tidak percaya akan vonis dokter terhadapku, bahkan menurut ibuku sendiri aku tergolong anak sehat, diagnosa-diagnosa itu muncul pasti juga karena faktor pikiran yang berat dan pola tidurku yang terganggu. Bahkan setengah bulan yang lalu aku sempat terkena kolesterol dan dapat memicu penyakit jantung dan stroke. Aku dihimbau sering mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan untuk menghindari resiko memicu penyakit mengerikan itu. Sama seperti satu setengah tahun yang lalu, vonis itu bahkan lebih mengerikan lagi :( Sekarang aku harus selalu berhati-hati dalam banyak hal, dari segi makanan, pola pikiran dan aku harus bisa me-manage pikiranku sendiri agar aku selalu senang dan tak terlarut dalam kesedihan. Kondisi tubuh tak capek dan kelelahan, bahkan akhir-akhir ini jantungku sering sesak dan nyeri. Apapun yang terjadi padaku, aku masih memiliki harapan positif. Karena semua penyakit pasti ada obatnya. Keluargaku sering bilang kepadaku, obat mujarab iya itu pikiran positif, apapun dipasrahkan kepada Tuhan asal kita telah berusaha semaksimal mungkin, mengenai soal urusan percintaan yang belum mendapatkan titik temu tak perlu dipikir berat-berat karena jodoh itu pasti akan terlihat jelas suatu saat nanti dan jangan salah pilih. *I hope
Ntahlah pria seperti apa yang mereka pikiran yang sesuai dengan kriteriaku? Mereka sering mengira aku menginginkan sosok pria yang kariernya bagus dan kemapanan dalam hal financial, padahal kita tak pernah tahu kapan perusahaan yang kita naungi itu terus-menerus maju atau justru malah pailit dan kena PHK? Ataukah pria yang memiliki kesempurnaan ragawi seperti artis mungkin? Itu malah terdengar seperti lelucon anak ABG yang menggilai boy band. Aku justru menginginkan pria yang memiliki bakat lain seperti keterampilan yang bisa dikembangkan dalam hal wirausaha karena aku pun memiliki jiwa interpreneur :D Sebagian pria beranggapan aku memiliki banyak kelebihan, iya mungkin ada benarnya jika dihitung dari jari-jemari tapi lebih tepatnya aku hanya beruntung terlahir di dalam keluarga ini dan bergabung dengan lingkunganku selama ini dan aku berharap selalu dalam jalur kebaikan walau tidak bisa dipungkiri pula tak ada yang sempurna. Setelah aku bertambah usia, aku mulai menyadari bahwa orang tuaku tak muda lagi, banyak pikiran berkecamuk di dalam hati mereka. Sering aku berpikir, kapan aku bisa membuat mereka bangga, tak bersedih tak khawatir. Terkadang aku berpikir, aku ingin menikah muda, ingin cepat punya baby yang lucu, sehat dan cerdas. Tapi di sisi lain aku ingin berkarier terlebih dahulu, ingin menikmati hasil jerih payahku walau pekerjaanku lebih ringan sih daripada teman-temanku yang lainnya. Bagaimana jika aku mengambil keputusan yang terlalu cepat dan tergesa-gesa sampai berdampak pada ketidak bahagiaan dan kesedihan yang berkepanjangan? Terkadang orang tuaku terlebih ibuku menyuruhku segera menikah hal itu pasti beralasan, karena khawatir bahwa wanita sekarang lebih beresiko tinggi terkena penyakit ini dan itu terlebih aku pernah didiagnosis memiliki kista satu setengah tahun yang lalu. Walau setelah dicek lagi hasilnya bersih dan tak terbukti, tapi masa itu merupakan pukulan terberat bagiku, aku seperti halnya wanita lain yang terlihat setres dan panik ketika mendengar diagnosa mengerikan itu terlebih waktu itu aku berobat sendirian. Awalnya aku merujuk dokter spesialis dalam karena dalam waktu berdekatan aku mengalami keracunan, tapi dokter curiga mana mungkin keracunan sampai prosesnya lama sekali dan tak kunjung sembuh? Dari usulan dokter itu aku kemudian dirujuk lagi ke dokter spesialis kandungan, di sana yang terlihat hanya ibu-ibu muda yang sedang mengandung diantar suaminya untuk memeriksakan kandungannya, atau justru ibu-ibu yang mau melahirkan, ada seorang ibu-ibu paruh baya berbicara kepadaku dan tak percaya akan vonis itu, karena aku masih terbilang muda dan belum menikah, wanita mana yang tak hancur hatinya mendengarkan vonis mengerikan itu. Bagi wanita, penyakit kista, mioma maupun penyakit-penyakit mengerikan lainnya lebih beresiko terhadap wanita dibandingkan pria, ditambah tekanan darahku menjadi tinggi. Hal itu juga dipicu dari kebiasaan burukku dalam mengkonsumsi junk food *makanan siap saji, karena sama seperti wanita alay lainnya aku juga sedikit bersosialita, makan di resto dan food court di mall.
Aku juga sempat terkena terbis *suhu tubuh yang tak normal gejalanya seperti panas tinggi dan panasnya sering naik turun juga pernah didiagnosa terkena infeksi saluran kencing karena sering menahan pipis. Banyak yang tidak percaya akan vonis dokter terhadapku, bahkan menurut ibuku sendiri aku tergolong anak sehat, diagnosa-diagnosa itu muncul pasti juga karena faktor pikiran yang berat dan pola tidurku yang terganggu. Bahkan setengah bulan yang lalu aku sempat terkena kolesterol dan dapat memicu penyakit jantung dan stroke. Aku dihimbau sering mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan untuk menghindari resiko memicu penyakit mengerikan itu. Sama seperti satu setengah tahun yang lalu, vonis itu bahkan lebih mengerikan lagi :( Sekarang aku harus selalu berhati-hati dalam banyak hal, dari segi makanan, pola pikiran dan aku harus bisa me-manage pikiranku sendiri agar aku selalu senang dan tak terlarut dalam kesedihan. Kondisi tubuh tak capek dan kelelahan, bahkan akhir-akhir ini jantungku sering sesak dan nyeri. Apapun yang terjadi padaku, aku masih memiliki harapan positif. Karena semua penyakit pasti ada obatnya. Keluargaku sering bilang kepadaku, obat mujarab iya itu pikiran positif, apapun dipasrahkan kepada Tuhan asal kita telah berusaha semaksimal mungkin, mengenai soal urusan percintaan yang belum mendapatkan titik temu tak perlu dipikir berat-berat karena jodoh itu pasti akan terlihat jelas suatu saat nanti dan jangan salah pilih. *I hope
*Foto ekslusif my bro wedding *221014 :p
My Big Family |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar