18 September
2014
At kos baruku
Aku mengenalmu
lebih dari dua tahun dan aku mampu merasakan apa itu ketulusan dan murni
perhatian. Pikiranku pun akhir-akhir ini melambung ke angkasa luar, tak
henti-hentinya aku memikirkanmu. Iya kamu, yang selalu aku acuhkan. Sepucuk
surat itu akan menjadi kenangan bahwa aku pun baru merasakan 'suka' walau aku
tahu semua itu terlambat dan tak mampu tuk disatukan, sebenarnya ada lampu
merah di sana mau aku trabas tapi aku tau akan membuatmu semakin terluka dan
terluka lagi. Jika trabasanku itu gagal. Pertemuan kita waktu itu aku tak tau
sejak kapan, tapi kamu mungkin selalu mengingatnya, yang aku ingat saat sekolah
taman kanak-kanak, tapi menurutmu seharusnya lebih muda dari itu. Ah, bukannya
usiaku terpaut lebih 'tua' darimu dan kamipun mulai berkelakar ketika
mengingat-ingat moment-moment itu. Pernah aku pulang kampung saat libur sekolah
tiba, sambil merapihkan buku-buku yang berderet-deret rapih di sana, tapi ada sesuatu
yang membuatku tertarik, iya sebuah album foto era 80 an, di sana terpampng
wajah lucu dan menggemaskanku. Ada wajahmu juga di sana, jadi jangan khawatir.
Foto
itu berisi, moment-moment saat kita berlibur sekolah, sama-sama polos dan
culun. Aku pun mulai tersenyum dan kadang tertawa. Mungkin jika ada orang di
sampingku, mereka pun akan tertawa terbahak-bahak melihat itu. Bagaimana tidak,
gigiku yang ompong dan rambutku yang gundul seperti tuyul itu kini telah tumbuh
dan aku pun berubah menjadi sosok gadis remaja yang cantik dan enerjik (versi
lebaynya)
'Ayo cepetan,
kita nanti telat lho', teriak Kakak dari lantai bawah.
Aku hampir
melupakan hari ini, ini hari Sabtu. Di mana ada hajatan besar di rumahku, iya
Kakakku yang nomer tiga menikah hari ini. Semua keluargapun berkumpul. Aku pun
segera bergegas untuk berhias di ruang bawah yang difungsikan untuk merias para
keluarga mempelai.
Aku mulai
menuruni anak tangga dan bersiap dirias secantik mungkin.
(to be continue)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar