Saat aku pulang bekerja, aku selalu menemui hal-hal baru. Beberapa waktu lalu di angkot itu aku bertemu dengan dua ibu-ibu paruh baya yang masih cantik. Ibu itu saling berbincang dengan temannya, pembicaraannya sangat serius namun terlihat santai, sesekali aku tak sengaja mendengar percakapannya. Ternyata salah satu dari ibu itu terkena PHK, dengan intonasi serius namun tak terlihat raut muka sedih dan menyesal apalagi sampai terdengar sumpah serapah, ibu itu begitu tenang dan sabar. Dia selalu berucap, ini mungkin saatnya, ini memang jalan Alloh, aku bahagia, semuaku pasrahkan kepada Alloh. Dia justru berkeinginan berwirausaha dari uang pesangon yang nantinya dia terima, dia mau melanjutkan usaha ibunya untuk berjualan krupuk dan membuat toko klontong. Subhanalloh. . .begitu mulianya hati ibu itu. Memang tidak ada yang tahu sampai kapan kita bekerja di sebuah perusahaan yang bonafide sekalipun, kita tak pernah tahu nasib kita di depan nanti seperti apa, namun dia selalu ingat bahwa pekerjaan itu bukan satu-satunya arah rejeki yang diberikan Alloh. Akupun menjadi ingat nasihat ibuku beberapa waktu yang lalu, yang sempat berkata: pendapatan sekecil dan sebesar apapun yang kita terima selama ini jika kita mampu bersyukur atas pemberian Alloh, maka Alloh akan semakin dekat kepada kita. Rejeki itu tak serta-merta pada materi, harta dan kekuasaan saja, namun juga kesehatan dan kebahagiaan hati kita. Secinta apapun kita pada sesuatu namun jika Alloh tidak meridloinya, tak menjadikan itu yang terbaik untuk kita atau justru Alloh mau memintanya kembali maka ikhlaskanlah. Kemudian akupun menjadi ingat keponakan kecilku, ntah kenapa aku memanggilnya "little angel" padahal dia waktu itu masih hidup. Aku sempat memanggilkan ketika aku berbincang-bincang dengan kakakku yang sudah lama tinggal di Jogja. Aku berharap agar dia menjadi peneduh di dalam rumah kami. Suatu ketika saat dia opname yang ke dua sebelum terakhir, aku merasa hidupnya tak lama lagi dan ternyata benar adanya. Malaikat kecil di rumahku itu harus kembali kepada Sang pencipta, dia begitu rupawan dan bersih.
Tweetty |
Semasa hidupnya pun aku dan keluargaku sudah melihat keanehan yang dimiliki keponakan kecilku, setiap jam 3 pagi atau sekiranya biasa dibuat untuk solat tahajut twettyku selalu bangun dan seraya membangunkan kami dengan atau tanpa tangisannya. Dan setiap subuh tiba, dia juga selalu bangun dan melihat ibuku lama sambil tersenyum dan seraya melambaikan tangannya agar mendekatinya. jika kedua orangtuanya tak segera bangun, dia seakan-akan mencolek-colek mata ibu dan bapaknya. Begitu kami meyayanginya dan Engkau jauh mencintainya Tuhan :) jagalah dia di surga :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar